Hubungi Kami : 0814 1350 4543

Tanda Marka Fatamorgana

Kolom Corat-Coret, JakartaBERI aku sebuah pertanda. Agar langkah ini tak sia-sia. Ada tanda marka jalur yang membujur, terbentang jua lajur melintang, dan ada pula persimpangan yang menyerong dipermukaan jalan. Fatamorgana, konon menurut alkisah, “Fatamorgana” adalah nama seorang saudari Raja Arthur, Faye le Morgana. Seorang peri yang bisa berubah-ubah rupa. Namun berbeda lagi jika menurut pandangan Islam dan terjemahan Al-Qur’an pada Surah an-Nuur 39:

“dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun, dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungannya.”

Bagi saya, yang sampai seusia ini masih memposisikan diri sebagai seorang murid, kalimah-kalimah toyyibah seperti; “…La Roiba Fih…” itu menjadi semacam “Tanda Marka Fatamorgana.”  Semua fenomena alam yang terjadi di dunia ini telah termuat dan termaktub didalam Al-Qur’an. Kebebasan-kebebasan yang kita sangka selama ini bisa menjamin keselamatan didalam proses tantangan lika-liku perjalanan ketika menuntut ilmu. Rupa-rupanya kita tidak boleh menerobos dengan selera dan sesuka hati didalam berlogika. Ada aturan-aturan main yang harus dijadikan pegangan moral bagi sesiapa saja antar sesama umat beragama. Terutama kalangan umat Islam. Terdapat juga unsur nilai-nilai spiritual yang semoga saja tertaptri di sanubari.

Demi keberlangsungan proses menanam benih-benih unggul serta dalam mencetak kaum intelektual-intelektual muda di Era Kekinian. Supaya para calon generasi intelektual muda lebih mendominasi dalam dimensi pergerakan keilmuan untuk kemajuaan peradaban zaman di ranah ilmu pengetahuan. Dari setiap lini generasi masa kini, juga Generasi Industri Muslim 4.0. (four point 0) dapat ber-Transformasi dalam memberikan kontribusi nyata dalam menghasilkan produk-produk kreativitas, serta menumbuh-kembangkan buah-buah ide dari karyanya yang memiliki aroma kreatif dan mencipta ragam ‘varian rasa’ inovatif dalam setiap berkarya. Terlebih di bidang pendidikan dan seni-kebudayaan. Tentunya dengan atribut passion-nya masing-masing. Marilah berkarya dan melestarikan budaya. Bangga, mensedekahkan diri untuk negri tercinta kita ini, Indonesia. Jadilah legenda!!!.

Wallahu A’lam.

Jakarta, November 2019.

AMR.

error: Content is protected !!